PENIPUAN KECIL-KECILAN
Penipuan sekarang ini makin canggih aja,gak bisa besar-besaran bernilai jutaan maka yang bernilai ratusan hingga puluhan ribu pun sekarang dijalanin,yang penting nipu,begitu kali prinsipnya ya he...he...
modusnya pun sekarang macam-macam,seperti yang dialami oleh beberapa warga disekitar tempat tinggal saya baru-baru ini.
Berkedok sebagai seorang mahasiswa/mahasiswi yang lagi magang,mereka mendatangi tiap-tiap rumah warga,layaknya seorang petugas sensus,mereka menanyakan nama,jumlah anggota keluarga,pekerjaan bapak dsb.
Kemudian mereka beralih ke step berikutnya yaitu dengan menanyakan apakah dirumah memakai produk ini (dengan menyebutkan merek dagang tertentu yang umumnya digunakan dan terkenal) jika ya,kemudian mereka minta ngeliat bekas pembukusnya (biar lebih meyakinkan he..hee...),jika ada,lanjut ke step berikut.
Kemudian mereka menawarkan paket yang bisa didapat setelah menjawab sebuah pertanyaan yang berhubungan dengan produk yang mereka atasnamakan.Jika salah,masih bisa mendapatkan misalnya harga dipasaran Rp.1.000.000(kata mereka),maka jika salah harganya 600.000,namun jika benar harga yang mereka tawarkan bisa mencapai 300.000 (siapa yang ngga tertarik coba,turun 60% dari harga pasar (pasar mereka,he..hee).
Bagi mereka-mereka yang menjawab dengan benar atau tertarik untuk membeli paket tersebut, mereka tambah lagi dengan iming-iming bahwa nanti akan datang seorang artis terkenal ibukota untuk mempraktekkan cara penggunaan barang tersebut secara wajar (janjinya sih).Yang punya duit,ya belilah (apalagi yang menjawabnya benar).
Paket yang mereka tawarkan rata-rata keperluan rumah tangga seperti kompor gas,panci-panci dsb yang pada umumnya jarang mereka pakai karena harganya relatif mahal dipasaran .
Belakangan diketahui bahwa harga dipasaran sama dengan harga promosi dari paket tersebut (setelah menjawab pertanyaan dengan benar,klo yang salah ya rugi donk),bahkan harga dipasaran ada yang jauh lebih murah dengan produk dan kualitas sama.
Tentang artis ibukota,sampe sekarang blum juga datang (masih sibuk kali ya :-) or emang ga pernah diundang he..he).
Nah para pembaca semua,berdasarkan pengalaman diatas saya harap para pembaca berhati-hati dan memperingatkan kepada para anggota keluarga yang lain agar tidak menjadi korban penipuan kecil-kecilan ini.Thank's semuanya.Semoga artikel ini bermanfaat.
28 April 2009
01 April 2009
PAKU
PAKU
Kali ini saya akan menceritakan sebuah kisah yang berisikan nasehat.Cerita ini saya kira cukup menarik untuk kita baca,selamat membaca ya,ini dia kisahnya.
Suatu ketika,ada seorang anak lelaki yang bersifat pemarah.Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak,ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah.
Hari pertama,anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah.Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang.Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar.
Akhirnya tibalah hari di mana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya.Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya,yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.
Hari-hari berlalu dan ank laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya.Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar."hmm,kamu telah berhasil dengan baik anakku,tapi.lihatlah lubang-lubang di pagar ini.Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya.Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan,kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini..dihati orang lain.
Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang,lalu mencabut pisau itu.Tetapi tak peduli berapa kali kamu minta maaf,bekas luka itu akan tetap ada..Dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik."
Kali ini saya akan menceritakan sebuah kisah yang berisikan nasehat.Cerita ini saya kira cukup menarik untuk kita baca,selamat membaca ya,ini dia kisahnya.
Suatu ketika,ada seorang anak lelaki yang bersifat pemarah.Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak,ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah.
Hari pertama,anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah.Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang.Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar.
Akhirnya tibalah hari di mana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya.Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya,yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.
Hari-hari berlalu dan ank laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya.Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar."hmm,kamu telah berhasil dengan baik anakku,tapi.lihatlah lubang-lubang di pagar ini.Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya.Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan,kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini..dihati orang lain.
Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang,lalu mencabut pisau itu.Tetapi tak peduli berapa kali kamu minta maaf,bekas luka itu akan tetap ada..Dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik."
Langganan:
Komentar (Atom)